Senin, 10 Desember 2012

Sinopsis The King 2 Hearts Episode 3

--Sinopsis The King 2 Hearts Episode 3--


Hang Ah menangis karena kata-kata Jae Ha yang menyakitkan hatinya. Ia segera pergi keluar kamar. Jae Ha terlihat kaget dan menyesal. Ia hanya bisa berdiri dan bergumam kenapa Hang Ah harus pergi dan menangis.
Di tempat lain, Bong Gu sedang mendengarkan salah seorang pegawainya yang melaporkan tentang senjata-senjata yang sedang di jual dibeberapa negara yang sedang berperang. Ia berhenti dan menangis ketika mendengarkan musik latar dari layar TV. Ia berkata kalau ayahnya menyukai lagu ini. Ia menangis seperti anak kecil, kemudian berhenti dan menyuruh pegawainya meneruskan laporannya dan membahas tentang rencana penyatuan Korsel dan Korut. Beberapa saat kemudian ia menghentikannya dan berkata, “Hitler juga menyukai lagu ini.”

Jae Ha berusaha berbuat baik pada Hang Ah di ruang olahraga dan berkata kalau ia tahu kakinya terkilir. Jadi ketika ia menangis, itu karena kakinya yang sakit kan? Ternyata ia mencoba untuk lari dari perasaan bersalahnya.
Ia kemudian mendekatinya dan ingin merawat kakinya dengan ramah, tapi Hang Ah bersikap dingin padanya dan berjalan pergi. Ia mencoba lagi ketika mereka berada dikamar dengan menawarkan produk kecantikannya, kemudian menawarkan untuk memasang alat penjaga kelembaban udara. Tapi Hang Ah meninggalkannya ketika ia sibuk menerangkan.
Di ruang training, mereka sedang membahas strategi perang. Jae Ha terus menatapa Hang Ah yang terlihat lesu. Hang Ah menghentikan mereka dan mengaku kalau ia tidak pantas menjadi ketua tim karena ia bergabung dalam tim WOC ini untuk alasan yang salah. Ia harus berhenti. Ia menjelaskan kalau ia bergabung karena jendral menjanjikannya seorang suami.

Ini bukan yang diharapkan Jae Ha, tapi ia segera mempergunakan kesempatan ini dan membantu Hang Ah menceritakan masalahnya. Ia juga mengusulkan agar mereka semua mendukung keputusannya dan membantunya berkemas supaya ia bisa segera bisa mencari pendamping hidup.
Semua diam, kemudian Young Bae berkata jika itu masalahnya maka ia harus berhenti karena ia bergabung bukan karena mendukung penyatuan Korea, tapi ingin meningkatkan karirnya. Mereka semua setuju, karena ala an mereka juga sama.
Kang Seok memberitahu mereka kalau sebenarnya ia ikut WOC karena ia mendukung penyatuan Korea. Ia memegang tangan Hang Ah dan memintanya untuk tinggal dan memimpin mereka. Young Bae dengan manis memegang tangannya yang lain. Mereka bertiga bergandengan tangan. Hang Ah merasa tersentuh kemudian tersenyum.
Bahkan Dong Ha dan Shi Kyung juga menyuruhnya tinggal sedangkan Jae Ha hanya bisa memandang mereka dengan kecewa. Hang Ah telah menang darinya. Walaupun ia harus mengungkapkan sesuatu yang memalukan, tetapi ia malah mendapatkan rasa hormat dari yang lain sedangkan Jae Ha tidak mendapatkan apapun.

Di kamar mereka, Jae Ha berkata kalau ia tidak akan melakukan pelatihan spesial. Hang Ah setuju dan minta maaf karena ia terlihat terburu-buru. Ia memberitahunya kalau ia tidak perlu melakukan latihan ekstra lagi. Ia memandangnya kemudian bertanya wanita macam apa yang disukai para pria.
Dengan gembira ia memberitahu kalau semua pria di Utara, Selatan maupun diseluruh dunia sama. Pertama yang mereka perhatiakan adalah penampilan. Ia harus cantik.
Nomor dua adalah panggilan oppa. Ia memberi contoh, “Oppa kau sangat tampan! Oppa, kau yang terbaik!” Seorang pria akan sangat senang jika dipanggil oppa. Hang Ah mengangguk. Yang ketiga adalah pengertian. Ia harus menerima segalanya walaupun laki-laki itu tidak punya uang atau selingkuh. Ia harus selalu menunjukkan hati seorang ibu dan mencintai mereka.
Nomor empat adalah aegyo atau bersikap manis, cute. Ia mendemonstarsikan dengan mengepalkan tangannya di pipinya seperti puing-puing di high kick 3. Nomor lima, ia harus bersih dan polos disiang hari serta seksi dimalam hari.
Hang Ah akhirnya bertanya, “ Jadi…wanita seperti itu…apa mereka menyukaimu?” Jae Ha terdiam sejenak kemudian berkata kalau ia pasti tahu karena ia sudah  mempelajari filenya. Hang Ah bertanya lagi, “Tanpa statusmu, apa yang kau dapat?”

Ia memberitahunya kalau semua wanita di dunia sama, mereka menginginkan pria yang perhatian, dapat diandalkan dan pengertian. Jadi apa yang bisa ditawarkannya pada seorang wanita. Ia mengejeknya dengan bertanya apa wanita-wanita mengejarnya sambil berteriak, “Pangeran, pangeran.” Tapi kemudian dibelakangnya mereka menertawakannya dan menyebutnya si brengsek yang sombong.
Jae Ha terdiam dan merasa tersinggung. Hang Ah: “ Sebenarnya, kau takut kan…..Kalau kau tidak akan mendapatkan orang yang mencintaimu?” (bengawanseoul.com)Jae Ha semakin gelisah ketika Hang Ah menyebutkan ketakutannya satu persatu. Dan yang terakhir Hang Ha berkata kalau ia merasa kasihan padanya.
Ia bertanya dengan nada mencemooh, “Apa kau marah?” Jika ia marah, mereka bisa berduel. Ia menambahkan apakah ia takut, “Kau selalu berpikir cara untuk melarikan diri. Bahkan sekarang kau juga ingin melarikan diri. Kau juga merasa kalau kau sangat tidak berguna, kan? Jika kau ingin menyalahkan sesuatu, maka salahkan sifat pengecutmu!”

Hang Ah memberitahunya kalau ia tidak punya semangat, kekuatan maupun harga diri. Jae Ha tidak tahan lagi dan menyuruhnya berdiri. Ia menantangnya. Hang Ah pun tersenyum.
Mereka akan bertanding berlari dengan treadmill. Siapa yang terjatuh dahulu akan kalah dan yang menang mendapatkan apa yang diinginkannya. Jae Ha berkata, jika ia menang, Hang Ah harus keluar dari WOC.

Yang lain sedang menunggu mereka di kelas, bertanya-tanya kenapa mereka belum datang. Shi Kyung mendapat sms dari Hang Ah kalau mereka tidak bisa ikut pelajaran karena sedang berlomba. Tiba-tiba terdengar suara letusan. Merekapun berlari dan melihat seorang prajurit terluka kakinya karena ada treadmill yang meledak.
Shi Kyung langsung berlari ke ruang olahraga dimana Hang Ah dan Jae Ha berlomba. Suara alarm berbunyi dan semua orang diperintahkan keluar. Tapi Hang Ah dan Jae Ha mengabaikannya karena tidak mau jadi pertama yang kalah. Shi Kyung menerobos masuk dan menyuruh mereka untuk terus berlari karena di treadmill mereka sudah dipasangi bom dan akan meledak ketika mereka berhenti.
Jae Ha kaget dan hampir terjatuh, tapi Shi Kyung segera berlari dan membantunya. Mereka berdua terlihat ketakutan. Regu penjinak bom datang dan mereka memeriksa treadmill itu. Hang Ah dan Jae Ha terus berlari demi hidup mereka.
Regu penjinak bom menemukan ada sensor tekanan di dalam, sehingga mereka tidak bisa mengganti pelari bahkan memakaikan  jaket anti peluru karena akan mengubah berat. Mereka harus terus berlari sampai regu penjinak bom selesai melakukan tugasnya dan itu bisa berjam-jam.

Mereka mulai kelelahan dan memberitahu satu sama lain kalau mereka tidak benar-benar bermaksud buruk dengan kata-kata mereka tadi. Mereka juga memberi dukungan satu sama lain seperti, “Kau punya harga diri!” atau “Kau seksi!”
Pergelangan kaki Hang Ah mulai terasa sakit, jadi Jae Ha mulai memikirkan hal-hal yang bisa mengalihkan perhatian mereka. Ia memintanya menyanyi. Hang Ah menyanyi dan semua orang yang ada diruangan itu ikut bernyanyi supaya para pelari bisa mengalihkan perhatian.
Malam pun tiba dan mereka masih berlari. (bengawanseoul.com)Jae Ha mulai berkata kalau ia bisa melihat ayahnya yang sudah meninggal dan Hang Ah menyuruhnya fokus pada pernapasannya dan mengunci pandangannya pada satu titik yang jauh.

Mereka mulai berlari dengan perlahan. Dengan voiceover, Hang Ah memberitahu Jae Ha kalau ia harus membayangkan sedang berlari sendirian, untuk mengunci hatinya, untuk meringankan kakinya dan berlari sesuai irama.
Mereka saling memandang dengan manis. Akhirnya setelah berjam-jam, mereka bisa menjinakkan bomnya. Petugas memberi isyarat pada Hang Ah kalau treadmillnya sudah aman. Kaki Hang Ah sudah tidak kuat lagi dan ia pun terjatuh.
Jae Ha terbangun di rumah sakit. Ia lega karena ia masih hidup. Ia memandang ke sekeliling kamar dan melihat Hang Ah tidur disampingnya, pergelangan kakinya dibalut dengan perban.

Dengan pincang ia pergi ke tempat tidur Hang Ah dan mengangkat tangannya perlahan. Ia menyingkirkan rambut yang ada di wajah Hang Ah dan membuatnya terbangun. Hang Ah langsung memukul tangannya dan bertanya apa yang ia lakukan.

Dengan tergagap Jae Ha berkata kalau ia hanya merapikan rambutnya, kemudian bertanya dengan lembut apakah ia baik-baik saja. Jae Ha menganggap kalau sekarang mereka lebih dekat dan berteman setelah kejadian itu sedngkan Hang Ah heran kenapa ia bersikap baik padanya. Hang Ah bertanya, “Kapan kau memasang benda itu?” Jae Ha membantah, bukankah mereka berlari bersama. Hang Ah hanya menjawab kalau itu dilakukannya supaya yang lain tidak curiga.

Mereka melakukan tanya jawab dengan Jendral Korsel dan Korut berkumpul untuk membahas kejadian itu. Mereka saling menyalahkan satu sama lain atas peristiwa itu. Hang Ah yang menyarankan taruhan, Jae Ha yang pergi ke ruang olahraga, Hang Ah yang berkata kalau mereka harus berlatih disana, Jae Ha yang merengek kalau diluar terlalu dingin dan seterusnya.
Mereka mengabaikan para Jendral dan terus bertengkar. Jae Ha menuduh pihak Korut yang memasang bom sedangkan Hang Ah membantah, mereka tidak pernah melakukannya dalam skala kecil. Mereka selalu memasang bom yang hebat, kemudian duarr. Jae Ha: “Lihat. Lihat cara bicaranya. Ia adalah bom!”
Jae Kang mendengar tentang peristiwa itu dan lega ketika Jae Ha baik-baik saja. Bong Gu mengirim surat dan ingin bertemu dengannya, tapi Sekretaris Eun melarangnya. (bengawanseoul.com) Jae Kang berkata kapanpun mereka datang, ia harus menemuinya.

Bong Gu menyapa Raja dengan penuh semangat. Ia ingin memperlihatkan trik sulapnya sedangkan Jae kang hanya memandangnya dengan wajah dingin. Bong Gu memainkan kartunya saat ia bertanya tentang serangan di WOC. Jae Kang yakin kalau Bong Gu ada dibalik semua ini, tapi Bong Gu hanya tertawa, ia hanya menjual bom dan tidak mempergunakannya.
Bong Gu kemudian menambahkan pertanyaan yang tidak jelas, kenapa ia melakukannya? Apa itu untuk peringatan? Tidak, paling tidak ada 30 orang yang akan mati. Bosan? Ingin menghabiskan produk yang berlebih? Jae Kang bertanya apa itu sebabnya ayahnya meninggal, bosan atau menghabiskan barang yang berlebih?
Bong Gu mengakhiri trik sulapnya dan menunjukkan satu kartu di meja. Ia membaliknya dan itu adalah sebuah kartu tarot untuk pembenaran, “Sekarang, semakin kuat suatu Negara, maka akan semakin besar ia memperoleh pembenaran. Jika mereka mendapatkan satu, mereka akan meneruskan. Tidak ada yang bisa menghentikannya.”
Jae Kang mendapat telpon dari Sekretaris Eun yang memperingatkannya kalau Amerika dan China sudah membuat isu politik tentang kejadian bom itu. Mereka memerintahkan untuk menginspeksi semua fasilitas pelatihan militer. Jae Kang memandang Bong Gu yang terlihat senang.
Petugas PBB dari China dan Amerika langsung datang ke pusat militer Korut. Mereka datang untuk menginspeksi pihak Korut.
Mereka membolak balik pangkalan militer itu. (bengawanseoul.com)Pada dasarnya mereka memperlakukan semua orang seperti penjahat. Jae Ha hanya duduk. Ia menahan diri karena ia sudah diberitahu kalau pihak Korsel sudah mengijinkn pemeriksaan itu.
Pada saat mereka memeriksa kamar, mereka menemukan koper Hang Ah yang terkunci. Dimana ia menyimpan pakaian dalamnya disana. Mereka menyuruh Hang Ah untuk membukanya. Hang Ah ragu-ragu dan meminta mereka menggunakan sinar x untuk memastikan kalau didalamnya tidak ada barang-barang yang berbahaya. Tapi mereka menolak.
Hang Ah dan koper itu dibawa ke depan pihak penyidik. Ia dibawa ke ruangan dan duduk bersama Jae Ha. Ketika Hang Ah protes, pihak Amerika menuduhnya mata-mata karena ia menangis ketika sedang melakukan pelatihan khusus bersama Jae Ha. Itu terlihat pada kamera CCTV.
Alasannya, airmata adalah senjata wanita dan itu membuatnya dicurigai sebagai mata-mata.
Mereka memerintahkan Hang Ah untuk membuka koper itu. Hang Ah memandang Jae Ha yang membuang muka. Akhirnya Hang Ah mulai membuka angka kombinasi kopernya.

Tiba-tiba Jae Ha bertanya dengan santai, “Hei kapan kantin tutup? Apa hari ini makanannya ramen? Mari kita makan.” Ia mengambil koper itu, menarik pergelangan tangan Hang Ah dan menyeretnya keluar ruangan.

Para penyidik itu mengejar mereka, mengancam akan mengeluarkan mereka dari WOC. Tapi Jae Ha berbalik dan tidak terpengaruh oleh ancaman itu. Ia berkata kalau WOC adalah kompetisi internasional, apakah mereka memiliki dunia? Ia menebak kalau mereka tidak melewati prosedur PBB yang benar.

Jae Ha: “Jadi, bagimu apa artinya negara-negara yang lain? Pengiring pengantinmu, pembantumu?” Ia menambahkan kalau seharusnya mereka meminta dengan sopan jika mereka sedang melakukan penyelidikan, bukan dengan menginjak-injak mereka, “Tukang ikut campur yang brengsek!” Ia kemudian menyuruh penterjemah mereka menterjemahkan secara benar apa yang ia katakan.
Hang Ah menyeringai. Bahkan Shi Kyung terlihat bangga dan kagum.

Setelah mendengar makian itu dari penterjemah mereka, mereka pun mengubah taktik dan bertanya apa mereka boleh menginpeksi. Dengan rasa puas, Jae Ha menjawab, “Tidak. Aku tidak mau. Keluar!” Ia berbalik dan memegang tangan Hang Ah saat mereka berjalan pergi.

Jae kang sedang berpose untuk potret kerajaan saat ia diberitahu tentang kata-kata Jae Ha, “Tukang…..ikut campur?” Ia kemudian terus tertawa. (bengawanseoul.com)Ia menyuruh Sekretaris Eun untuk memastikan keselamatan mereka ketika mereka berlatih supaya mereka bisa memenangkan pertandingan WOC.

Bong Gu duduk sambil memainkan trik sulapnya. Ia marah karena Korsel dan Korut sedang tegang, tapi Raja tetap mendapatkan jalan. Metafora kerajaan yang dipilihnya adalah kadal, Tapi kau masih berpikir kalau kau adalah naga.” 

Di pangkalan militer, kesombongan Jae Ha menggelembung, ia terus bercerita dalam simulasi pertempuran kalau ucapannya benar-benar sudah direncanakannya, bukan hanya letupan kemarahan.
Kang Seok membuat gerakan untuk melindunginya dari sesuatu yang membuatnya berhadapan dengan sangat dekat. Jae Ha: “Posisi apa ini?” Mereka diam dengan canggung sebelum memisahkan diri.
Masih terpaku dengan kehebatannya, ia bertanya pada Shi Kyung apa yang ia pikirkan tentang ucapannya pada penyelidik PBB. Shi Kyung hanya diam dan memberikan jempolnya. Jae Ha mengeluh kalau Shi Kyung terlalu dingin. Ketika orang lain tidak melihatnya, Shi Kyung tersenyum. Sedangkan Kang Seok terus menyuruhnya diam supaya posisi mereka tidak ketahuan.

Ia bertanya pada Dong Ha yang mendengar semuanya dari Young Bae yang mendengarnya dari Hang Ah. Jae menyeringai dengan lebar dan menyebut nama Hang Ah….tepat saatnya untuk Hang Ah menjawab dengan peluru simulasi ke jantungnya. Dor. Jae Ha tidak terlihat senang karena ia harus mati. Hang Ah membuatnya semakin marah ketika ia menjulurkan lidahnya.

Hang Ah meletakkan Jae Ha ke dalam kantong mayat dengan burung gagak berputar diatasnya. Saat ia akan menutup retsleting, Jae Ha , “Kau tidak bisa melakukan ini padaku. Jika bukan karena aku, celana dalammu akan terekspos ke seluruh dunia!”

Hang Ah menutup retsleting sampai menutup kepalanya. Saat Jae Ha berteriak agar Hang Ah mengeluarkannya, Hang Ah berdiri dan berkata dengan lirih, “Terimakasih.” Tapi Jae Ha tidak mendengarnya, “Apa? Kim Hang Ah! Apa kau memakiku? Aku mendengarmu!”

Kang Seok duduk didepan TV, terpesona pada sesuatu, yang ternyata video SNSD. Jae Ha berkeras supaya bisa melihat acara TV Korsel supaya ia bisa kerasan di asrama.
Ia terhipnotis melihat tarian mereka dan berjuang untuk tidak jatuh cinta, tapi ia tetap kalah. Ketika Jae Ha berjalan masuk, ia langsung mematikan TV dan mulai melakukan sit up di kursi yang aneh.

Ketika ia pergi, Jae Ha menyalakan TV dan terkekeh ketika ia tersadar apa yang terjadi. Kang Seok menceritakan masalahnya pada Hang Ah, “ Sejak hari itu, kaki-kaki gadis itu tidak mau meninggalkan otakku, walaupun sebentar.

Ia sudah melakukan berbagai cara untuk menghilangkannya, tapi tidak berhasil. Hang Ah, “Ahhhh, SNSD.” Mereka membicarakan hal itu dengan cara yang serius.
Ayah Hang Ah mendapat laporan terkini dari kemajuan latihannya dari seorang Jendral Korut yang juga menyebutkan kalau perhatian khususnya adalah mencari jodoh. Ia juga memberitahu ayah tentang perjanjian untuk mencari suami jika ia mau bergabung ke tim WOC.
Hal ini memberatkan ayah dan ia memutuskan memasukkan nama Hang Ah kedalam daftar calon istri Jae Ha. Jae Kang melihat semua profil calon istri Jae Ha dan Sekretaris Eun berkata kalau ini kandidat terbaik.
Jae Kang berkata kalau yang terpenting adalah hati Jae Ha, “Ini bukan era Joseon juga.”
Jae Kang menelpon Jae Ha yang menerima telponnya sambil makan donat seperti biasa.

Di hadapan kakaknya, ia berpura-pura kalau hampir terbunuh itu bukanlah masalah besar. Sebenarnya ia berbohong tentang IQ nya dan hanya bermain-main karena ia tidak ingin mengancam tahta kakaknya, “Semua orang tahu aku tampan, berbakat dan pandai. Aku memenuhi lebih banyak standar seorang Raja daripada dirimu.”
Akhirnya Jae Kang mengutarakan keinginannya dan bertanya kapan Jae Ha akan menikah. Jae Ha segera mengubah pembicaraan dan bertanya apakah ia mempunyai masalah tentang keturunan. Ia terus membicarakan kalau kakaknya seharusnya meneruskan garis keturunan, jika tidak, Jae Ha lah yang akan menjadi penggantinya dan itu hal tang tidak disukainya.
Jae Kang: “Bagaimana dengan Kim Hang Ah?” Jae Ha masih berpikir kalau mereka sedang membicarakan Jae Kang dan ternganga. Ia bertanya-tanya apa yang akan ia lakukan pada istrinya. Ia mendesah kalau ia mendengar poligami  itu mengerikan, tapi dua rumah tangga? Dan dengan wanita Korea Utara?

Jae Kang tertawa: “ Bukan untukku. Untukmu. Untuk menikah denganmu.”

Hang Ah juga mendengar hal yang sama dari ayahnya. Ia heran, dari semua orang yang ada didunia, hanya ini yang ayahnya dapatkan? (bengawanseoul.com)Ayah berkata kalau ia tidak pernah bilang kalau suaminya harus dari negara yang sama. Hang Ah, “Baik, bagaimana dengan Brad Pitt? Kalau begitu bawa Obama!”

Dengan muka datar, Jae Ha berkata kalau Hang Ah itu hebat, ia punya sifat yang baik, kulitnya bagus dan kasar, ia sangat kuat, ia punya sifat yang baik…..Jae Kang mengerti dan  bertanya, “Apa ia begitu buruk?”
Jae Ha, “Tidak! Tidak! Ia baik! Apakah kami akan tinggal di Selatan? Yah, kami bisa hidup dalam kapitalisme dan ia bisa membantu ibu dan kami bisa mengirim sisa nasi ke Utara! Yeah!”
Ia terus berbicara, akhirnya teringat tentang jarum beracun Hang Ah dan bagaimana ia akan membunuh mereka dalam tidur, “Maaf, Hyung, tapi tak peduli betapa besar aku mencintainya, aku tidak bisa melihat kau terbunuh.” Ia pun menutup telpon.
Hang Ah keluar setelah pertemuannya dengan ayah dan memikirkan ide gila itu. Ia kemudian memikirkan tentang Jae Ha. Ia teringat bagaimana ia memegang tangannya, penyelamatan pakaian dalam dan mimpi ciumannya….

Tapi ia kemudian teringat tentang ejekannya dan kata-kata Jae Ha kalau ia bukan seorang wanita. Ia menggelengkan kepala dan berpikir kalau ia gila. Tapi tiba-tiba ada bola salju yang mengenainya. Ternyata dari Shi Kyung yang bermain salju dengan anggota tim yang lain.
Shi Kyung memintanya untuk bergabung. Hang Ah kemudian teringat kata-kata ayahnya, jika ia tidak suka pada Jae Ha, apakah ada orang lain yang mungkin jadi suaminya? Ia menatap Shi Kyung dan teringat nyanyiannya yang mempesona. Ia memutuskan untuk bergabung dan melemparkan bola salju ke belakang kepala Shi Kyung.

Jae Ha sedang lewat dan melihat mereka bermain kemudian mengejek. Tapi ia berhenti ketika ia teringat kata-kata kakaknya kalau ayah Hang Ah juga sudah memberitahunya hal yang sama. Tiba-tiba ia penasaran bagaimana respon Hang Ah.
Ia memandang Hang Ah yang sedang bermain dengan Shi Kyung. Ia menggertakkan giginya ketika ia melihat Shi Kyung membersihkan salju dari kaki Hang Ah. Ia pun tak tahan dan mengumpulkan salju. Ketika Hang Ah memanggil Shi Kyung, Jae Ha datang dari belakang Hang Ah dan menumpahkan seember salju di kepalanya.

Hang Ah berbalik dengan banyak salju di kepala saat Jae Ha bertanya, “Apa ini rencanamu?” Hang Ah tidak mengerti maksud perkataannya, tapi Jae Ha berkata kalau pernikahan kerajaan itu terlihat bagus, “Tapi membuatku cemburu? Apakah itu tidak sedikit kekanak-kanakan?”

Hang Ah, “Cemburu?” Jae Ha terus mengomel, tapi Hang Ah hanya mengedipkan matanya, “Apa maksudmu, cemburu?” Jae Ha tersadar kalau ia sudah menunjukkan perasaannya.
Hang Ah, “Apakah kau cemburu?” Jae Ha hanya menatapnya dan berharap bisa menarik kata-katanya lagi. Hang Ah meletakkan tangannya ke bahu Jae Ha dengan penuh simpati, “Apa kau begitu menyukaiku?”
Jae Ha mencemooh kalau ia gila. Tapi itu terlambat karena Hang Ah kembali mendekati Shi Kyung. Jae Ha melihat mereka bermain dan marah karena cemburu.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar