Senin, 10 Desember 2012

Sinopsis The King 2 Hearts Episode 6

-- King 2 Hearts Episode 6 --


Jae Ha sangat marah tapi tidak dapat berbuat apa-apa. Ia manancapkan garpu ke donat yang berbentuk hati. Dong Ha terus menuangkan minuman sedangkan staf yang lain dengan canggung berkeliaran disekitarnya untuk membersihkan sisa-sisa pesta yang gagal itu.
Dengan bijaksana, Dong Ha berusaha memberitahu kalau ia harus membujuk Hang Ah untuk berkata kalau mereka putus secara baik-baik atau apapun didepan konferensi press yang akan dilakukan beberapa hari lagi. Tapi Jae Ha tidak mendegarkan karena ia sangat marah dan ingin membalas Hang Ah.
Ia menunjukkan dekorasi yang sia-sia itu, “Ini bukan hanya harga diriku yang diinjak-injak, tapi juga Republik Korea!”
Semakin ia memikirkannya semakin ia murka. Ia kemudian berdiri dan berteriak kalau hanya menolaknya tidak akan selesai, ia akan membuat Hang Ah percaya kalau ia mencintainya.
Jae Ha: “Aku akan membuat sepanjang hidupnya ia akan berpikir kalau aku mencintainya, jadi ia tidak bisa menikahi orang lain. Saat ia akan meninggal, itu saatnya ketika aku mengatakan: Aku tidak pernah mencintaimu.
Ia mengabaikan kebodohan dalam rencananya dimana ia harus “berpura-pura” mencintainya sepanjang hidupnya. Dong Ha berkata kalau semuanya baik dan bagus, tapi bagaimana ia akan melakukannya, jika Hang Ah tidak mau bersamanya seharipun.

Jae Ha mendesah, “Itulah masalahnya.” Tiba-tiba Jae Ha bersemangat lagi, “Telpon Shi Kyung.”
Shi Kyung menjawab telponnya ketika ia tengah makan malam dengan ayahnya. Jae Ha,” Katakan yang sebenarnya. Bagaimana kau menggoda Kim Hang Ah?”
Shi Kyung mencoba mengatakan kalau ia tidak pernah menggoda Kim Hang Ah, tapi Jae Ha menganggapnya tidak mau bekerja sama, “Ketika aku tiba di Seoul, kau mati!”

Ayah Shi Kyung menyuruhnya untuk kembali ke sekolah hukum, jadi ia bisa melakukan lebih daripada harus mengurus Pangeran. Tapi Shi Kyung berkata kalau ia tahu dirinya tidak sepintar ayah dan kehidupan ketentaraanlah yang cocok untuknya.
Shi Kyung: “Tapi aku akan menjadi tentara yang tidak akan mempermalukanmu.” Ayah terlihat kecewa, tapi tidak membahas hal itu lagi.
Ia kemudian pergi bertugas untuk menjemput putri, tapi menemukan dalam perjalanannya ke bandara ternyata putri telah membuat keputusan cepat  dan naik pesawat yang lain. Agen yang lain bertanya-tanya apakah mereka punya cukup orang untuk menemukannya saat 3 buah mobil penuh dengan agen berhenti dipinggir jalan.

Mereka berhasil menemukannya di sebuah klub di Hongdae dan Shi Kyung segera masuk ke dalam. Ternyata di klub tersebut sedang ada konser rock dan Lee Jae Shin (Lee Yoon Ji) sedang bernyanyi di panggung dengan mengenakan wig pirang.
Kerumunan orang mulai menyebut namanya dan Jae Shin berteriak dengan nada mencemooh, “Jika aku mirip dengan putri, anggaplah begitu!?”
Ia pun bernyanyi tentang melakukan apapun yang ia inginkan dan Shi Kyung menatapnya dari keramaian. Setelah lagunya selesai, para agen langsung menyeretnya ke sebuah kamar di belakang, dimana Shi Kyung sedang menelpon. Ia mendeskripsikan kalau situasinya sangat buruk, kalau tempat itu dipenuhi anak-anak nakal dan seorang wanita menghina putri.
Ia diberitahu kalau mereka sudah mendapatkan lokasi dengan melacak sinyal telpon putri. Shi Kyung, “Dimana?” Jae Shin mencoba memberi isyarat kalau ia ada disini. Shi Kyung pun bertanya padanya darimana ia mendapatkan ponsel itu.

Jae Shin sudah berganti pakaian dan berdandan rapi. Ia kemudian memandangi agen-agen yang berjejer dan menghormat padanya. Ia membentak Shi Kyung, “Jika aku memakai gaun, maka aku seorang putri. Jika tidak, apa aku seorang pengemis?” Ia pun mencoba mencari kartu identitas Shi Kyung saat ia berkata kalau mereka semua berpikiran sempit dalam menilai seseorang yang memperburuk nama keluarga kerajaan.
Shi Kyung mencoba menjelaskan kesalahpahaman mereka dengan berkata kalau ia tidak muncul sebagai putri. Shi Kyung tidak mengerti dan Jae Shin mendesah kalau ia tidak menyenangkan. Ia mengumumkan kalau ia akan menemui beberapa temannya ketika ia disini, jadi sebaiknya mereka menunggu. Ketika para agen itu menurunkan tangannya, ia membentak kalau mereka harus tetap dalam posisi menghormat. Ketika Jae Shin sudah pergi, Shi Kyung mendesah panjang.
Di Villa, Hang Ah sarapan sendirian seperti keinginannya, begitu juga paginya. Ia mendesah kecewa.
Ibu Jae Ha sedang melakukan kegiatan sosial, memberi makan orang yang tidak mampu. Tapi ketegangan sedang tinggi saat orang-orang mulai berhenti dan berkomentar dengan marah kalau Jae Ha tidak bisa menikahi gadis Korea Utara.

Jae Shin pulang ke rumah dan minum teh bersama Jae Kang. Jae Kang memberinya uang jajan 10.000 won dan Jae Shin langsung merengut seperti anak kecil. Jae Kang memberitahunya kalau ia sudah membuat ibu khawatir karena sering bernyanyi diklub. Tapi Jae Shin membantah kalau yang ibu khawatirkan adalah mendapatkan menantu seorang gadis Korea Utara.
Jae Shin berpikir kalau ini akan menyenangkan dan bertanya orang seperti apa Hang Ah itu dan berencana untuk bernyanyi duet dengannya. (bengawanseoul.com)Jae Kang meninggalkannya dan menepuk kepalanya dengan sayang.

Bong Gu tiba di Korea dan ingin bertemu dengan Raja. Kali ini Sekretaris Eun yang menyambutnya di bandara dan berkata kalau Raja tidak punya waktu untuk menemuinya, dan ternyata Raja sangat sibuk. Bong Gu dianggap membahayakan Korea sehingga ia akan dilarang masuk Korea samapi bulan Maret tahun depan
Bong Gu harus kembali pulang yang membuatnya sangat marah dan berkata kalau ia akan menunjukkan pada Raja, sulap yang sebenarnya
Hang Ah senang ketika melihat Dong Ha yang disambutnya dengan hangat sebagai teman. Ternyata ia yang memanggil Dong Ha ke kamarnya, itu bukan karena ia ingin tahu tentang Jae Ha, tidak mungkin, “Karena kau membahasnya, bagaimana….keadaan …Pangeran?” lol
Dong Ha mendesah kalau keadaannya tidak begitu baik, “ Kupikir ia trauma.” Ia menyebut Jae Ha berkata kalau ia tidak tahu jika Hang Ah begitu membencinya dan mungkin lebih baik kalau ia menghindar darinya.

Ternyata Hang Ah jatuh ke dalam perangkap mereka. Ia berjalan menuju kamar Jae Ha dan melihatnya mondar-mandir didepan Jendelanya dan mematikan lampu kamarnya. Kang Seok mengagetkannya, “Apa kau pikir, di mematikan lampu kamar untuk melihat video nakal?”
Hang Ah memelototinya, “Kudengar ada special SNSD di TV malam ini. Apa kau tidak mau menontonnya?” Kang Seok: “Aku sudah berhenti menjadi fans mereka.” Ia pun segera pergi dengan alasan akan pergi jalan-jalan.
Hang Ah kembali memandang jendela Jae Ha, dan dibelakangnya, Kang Seok berlari melewatinya. Kelihatannya ia akan menonton SNSD.
Ia berada disana untuk beberapa saat dan kemudian berbalik pergi, ketika sebuah bayangan tiba-tiba muncul di jendela. Bayangan itu adalah Dong Ha yang memberitahu  Jae Ha untuk mulai dalam satu menit lagi.

Saat Hang Ah berjalan, ia mendengar suara piano dan mendekatinya dengan perlahan. Ternyata Jae Ha sedang bermain piano ditengah taman.
Ia berhenti ketika melihat Hang Ah dan berpura-pura tenang serta canggung. Ia akan pergi tapi Hang Ah menghentikannya, bertanya lagu apa yang sedang dimainkannya sekarang. Jae Ha menjawab kalau ia sedang memainkan Ave Maria. Hang Ah tidak percaya.
Jae Ha bersumpah kalau ia memainkannya, mencoba memperdaya Hang Ah lagi dengan merenung kalau orang Korea Utara pasti tidak tahu lagu itu. Hang Ah  tidak mau kalah dan berkata kalau ia mempelajari musik klasik juga. Ia tahu lagu Ave Maria dan itu bukan yang dimainkan Jae Ha.
Jae Ha tertawa kecil dan kembali duduk didepan piano, menjelaskan kalau ia memainkan iringan, Prelud Bach no.1 dalam C mayor. Melaodi Ave Maria ditulis oleh Gounod lebih awal daripada prelude Bach.

Hang Ah menolak mempercayainya , jadi Jae Ha menantangnya untuk mencoba memainkan melodi tersebut jika ia benar-benar tahu. Hang Ah termakan umpannya. Ia duduk disebelah Jae Ha dan Jae Ha mulai memainkannya lagi, kali ini menghitung mundur supaya Hang Ah juga bisa ikut memainkannya.
Hang Ah bergabung dengannya dan ketika permainannya terdengar harmoni, Hang Ah berseri-seri. Jae Ha: “ Bach dan Gounud lahir ditempat dan waktu yang berbeda. Musik mereka sangat harmoni seperti ini. Sungguh luar biasa.”

Hang Ah mengangguk, benar-benar terhanyut suasana. Mereka saling melirik dan kemudian saling menatap. Musik berhenti dan Jae Ha mulai merapat padanya.
Ia semakin mendekat saat Hang Ah menutup matanya. Bibir mereka hanya terpisah beberapa milimeter
Kemudian Jae Ha berdiri dengan tiba-tiba, “Ini sudah larut malam.” Ia pun melangkah pergi.
Jae Ha meninggalkan Hang Ah yang masih membeku. Saat berada di kamarnya, Hang Ah mencari tahu tentang Bach dan Gounod. Ia mengabaikan telpon dari ayahnya dan terjaga sepanjang malam.

Paginya, Dong Ha memberitahunya kalau rayuan dengan piano berhasil dan Jae Ha memberikan file untuk lagu berikutnya, “Cinta yang tidak bisa.” Dong Ha bertanya-tanya, apa lagu itu tidak terlalu kuno.
Jae Ha mengingatkannya,  jika Hang Ah akan jatuh cinta seumur hidup, maka ia harus melakukan hal-hal mellow. Seperti penyakit mematikan. Cinta terlarang atau hal-hal yang lain. ia berkata kalau dinamika Utara/Selatan mereka cocok untuk lagu Cinta yang tidak bisa.
Dong Ha:, “Tapi….bagaimana jika ia berkata kalau ia tidak bisa meninggalkanmu?” Jae Ha meyakinkannya kalau itu tidak akan pernah terjadi, karena wanita suka fantasi, romantisme dan hidup bersama itu membuat semuanya jadi biasa.
Hang Ah menerima sebuah flashdisk dengan lagu didalamnya yang dimainkan bersama slide show foto dirinya. Hang Ah tersenyum ketika melihat foto masa pelatihan mereka dan teringat akan kenangannya sendiri.
Hang Ah duduk dan memikirkan semuanya sampai malam tiba, ia tidak sadar kalau salju masuk ke dalam kamarnya sampai hembusan angin dingin menyadarkannya. Ia bangkit untuk menutup pintu balkon ketika ia melihat Jae Ha mondar-mandir dibawah.

Hang Ah memandangnya sebentar dan gelombang emosi membuatnya berlari keluar pintu. Jae Ha berhenti dan melihat kalau terasnya kosong. Ia berbalik tepat saat ia melihat Hang Ah berlari ke arahnya.
Ia terpaku saat Hang Ah berlari dengan gerakan slowmotion tepat ke pelukannya. Ia mengngkat tangan ke leher Jae Ha dan Jae Ha hanya membeku. Akhirnya Jae Ha mulai mengulurkan tangannya dan memeluknya. Tiba-tiba garis antara mimpi dan kenyataan menjadi tidak jelas untuk Jae Ha
Jae Ha terbaring diam sampai pagi berikutnya ketika Dong Ha datang berlari, senang karena semua staff mulai bergosip. Dengan penuh semangat, Jae Ha bertanya padanya, “Versi mana yang kau sebarkan? Menolaknya atau mati tua dan sendirian?”
Tiba-tiba Jae Ha memikirkan semuanya lagi, “Apa kau pikir ini tidak sedikit keras? Maksudku. Ia tidak pernah mempunyai hubungan yang nyata sebelumnya. Apa kau tidak merasa kasihan padanya?” Dong Ha tidak mengerti maksud perkataannya, apa ia akan menikahi Hang Ah?
Jae Ha: “Bukan pernikahan, tapi….apa ada cara supaya aku bisa menjadi pacar rahasianya?”
Dong Ha mulai mengerti kalau Jae Ha menyukai Hang Ah, tentu saja Jae Ha membantahnya. Akhirnya ia memutuskan untuk mengikuti rencana awal dan pergi menemui Hang Ah. Ia berbicara dengan serius jika ini akhirnya, ia ingin bersamanya dan memberitahunya kalau pada konferensi press besok, mereka akan mengumumkan bersama kalau mereka membatalkan pertunangan ini.

Tapi Hang Ah menggagalkan rencananya, “Aku akan melakukannya. Pertunangan itu.”
Jae Ha mulai tergagap saat ia mengingatkannya semua alasan kenapa mereka tidak bisa bersama. (bengawanseoul.com)Tapi Hang Ah malah mendekatinya dan meraih tangannya, berkata kalau mereka akan bisa melewati semuanya karena mereka memiliki satu sama lain.
Semakin Jae Ha membantah, semakin kuat Hang Ah membela cinta mereka. Jae Ha tak tahan lagi dan akhirnya membentak, “Aku tidak mau! Apa aku gila? Kenapa aku harus menikahimu? Apa kau tidak mengerti? Semua ini hanya akting!”

Hang Ah menatapnya, ia masih bingung, masih tidak tahu apa yang harus ia percayai. Jae Ha menancapkan pisaunya lebih dalam kalau ia merasa  kasihan karena Hang Ah belum pernah berpacaran dan ia ingin memberinya kenangan tentang cinta yang indah dan menghentikannya ketika semuanya masih terasa indah.
Jae Ha kemudian menyalahkannya karena sangat naïf dan percaya begitu saja pada aktingnya.
Akhirnya Hang Ah mengerti dan airmatanya mulai jatuh, “Jadi semua itu hanya akting?” Dengan kejam, Jae Ha membenarkan, “Ya, sebuah sandiwara, semuanya. Pelukan itu memang hot. Siapa yang menyuruhmu untuk mempercayainya sih? Kenapa kau bisa terhanyut dalam omong kosong itu? Apa kau ingin membuatnya jelas kalau kau tidak pernah berkencan?”
Jae Ha menambahkan kalau Hang Ah gampangan dan berbalik pergi.
Jae ha meninggalkan Hang Ah yang gemetar dan menangis. Ia menghambur keluar kemudian berbalik, tapi berhenti dengan tangan digagang pintu. Tapi ia tidak berani membukanya.
Akhirnya saatnya kembali ke Seoul damn Jae Ha memandang kursi kosong disebelahnya. Ia bertanya kemana Hang Ah pergi. Ternyata Hang Ah ingin sejauh mungkin dari Jae Ha.

Konferensi press diadakan di istana. Semua anggota keluarga kerajaan menonton di TV yang menyebutkan kalau pertunangan mereka akan dibatalkan. Jae Ha dan Hang Ah berdiri, menunggu saatnya keluar. Jae Ha memberitahu Hang Ah kalau MC nya yang akan mengumumkan kalau pertunangan mereka batal, jadi sebaiknya ia diam saja.
Pernyataan resmi mengumumkan kalau mereka saling mencintai, tapi tidak bisa mengatasi semua kendala yang ada diantara dua negara, Jae Ha berkata kalau Hang Ah pasti sudah lelah dan muak dengannya. Ia memberitahunya kalau semua akan segera berakhir. 

Mereka dibawa masuk ke dalam ruangan dan acara pun dimulai. Para wartawan mulai menanyakan pernyataan resmi mereka dan Hang Ah berkata kalau ia akan bicara duluan. Jae Ha menatapnya dengan gelisah. Hang Ah menatapnya sambil berkata kalau ia mencintai Pangeran Korea Selatan, Lee Jae Ha dan ingin meneruskan pertunangan mereka.
Kamerapun berkedip dan ruangan jadi menggila. Jae Ha terpaku. Apa in cara Hang Ah untuk menantang ketulusannya?
Dan ini saatnya ia menjawab. Jae Ha diam dan mencoba berpikir untuk membuat keputusan.
Dibalakang ruangan, Dong Ha berkomentar, “ Ia pasti akan menolaknya.” Shi Kyung, “Hang Ah sudah mengumumkan kalau ia mencintainya di depan publik.” Dong Ha, “ Jadi, kau pikir ia akan berkata iya? Dengan sifatnya itu?”

Jae Ha memandang Hang Ah dan akhirnya berbicara. Ia mengutip sebuah puisi.

Bunga-bunga sudah terlanjur berguguran
Cahaya singkat musim semi sekarang mengering
Terimakasih  hujan turun sepanjang malam
Sehingga tunas bisa mulai tumbuh.

Seluruh ruangan ternganga karena tidak mengerti maksud perkataannya Hang Ah berbalik ke arahnya dan memandangnya dengan pandangan jahat. Jae Ha menyeringai kecil, Hang Ah tetap tidak bisa mengalahkannya.

Di media, banyak interpretasi yang muncul untuk mengartikan kata-kata Jae Ha. (bengawanseoul.com)Jae Ha duduk bersama adiknya sambil menonton berita. Jae Shin bertanya apa maksud kata-katanya itu, puisi tentang musim semi yang berlalu dan musim panas telah datang. Apa itu hal yang baik?
Jae Ha mendesah, “Apa bagusnya musim semi yang berakhir?” Jae Shin bangun, “Oh, jadi kau menolaknya? Aku akan memberitahu kakak.” Tapi Jae Ha menghentikannya, “Yah, tapi itu juga berkata kalau tunas baru sudah muncul.”
Jadi pada dasarnya, puisi itu mengandung dua arti yang menunjukkan kedua keinginannya. Jae Shin membelalakan matanya. Jae Ha menyuruhnya untuk melihat apa yang sedang dikerjakan Hang Ah.

Hang Ah sedang menerima telpon dari ayahnya yang marah karena ia melupakan rencana awal mereka untuk menolak Jae Ha. Ia takut kalau putrinya terluka.
Hang Ah bersumpah kalau Jae Ha memperlakukannya dengan baik, yang mungkin lebih meyakinkan kalau ia tidak menangis saat itu. Hang Ah berkata kalau ini yang diinginkan hatinya. Mungkin Hang Ah berpikir kalau Jae Ha mempunyai perasaan yang sama dengannya, tapi tidak mau mengakuinya

Pintu kamarnya diketuk dan Jae Shin muncul untuk memperkenalkan diri. Ia berkata kalau kakaknya mengirimnya ke sini untuk mengecek keadaan Hang Ah, jadi secara teknis ia adalah mata-mata. Ia kemudian bertanya apa yang sedang terjadi.
Pada saat yang sama, Ayah Hang Ah menjadi panik dan akhirnya ia mendapatkan mobil yang bisa mengantarnya ke Seoul.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar