Senin, 10 Desember 2012

Sinopsis The King 2 Hearts Episode 7

-- King 2 Hearts Episode 7 --


Hang Ah dan Jae Ha ketahuan sedang berciuman. Ayah Hang Ah kaget melihat mereka berdua.
Jae Ha mondar-mandir  dengan gelisah. Akhirnya terdengar pintu yang dibuka, Jae Ha pun langsung berkata, " Hyung, tadi itu ........
Tapi ternyata yang masuk adalah ayah Hang Ah.
Jae Kang duduk dengan canggung bersama Hang Ah, yang terlihat sangat ketakutan. Jae Kang bertanya, "Apa kau sangat menyukai Jae Ha?" Hang Ah hanya bisa menunduk.
Jae Kang menambahkan, "Terima kasih. Dan aku minta maaf. Kau pasti sudah mengalami banyak kesulitan karena Jae Ha." Hang Ah ternganga. Jae Kang memberitahunya kalau segalanya akan bertambah sulit, jika Ia bertunangan dengan Jae Ha.
Jae Kang berkata kalau ia tidak begitu mengenalnya, baik secara personal maupun karena kebudayaan mereka yang berbeda. Orang- orang bisa berpikir yang tidak-tidak padanya, salah paham dengannya, menilainya kemudian menyerangnya.
Jae Kang, " Bagaimana jika kau membaginya denganku? Sampai kau terbiasa. Sampai Jae Ha bisa berpikir kembali. Bagaimana jika aku berdiri dibelakangmu dan terus mengawasi.
Mungkin ia tidak terlihat bisa diandalkan, tapi ia tetaplah seorang raja, "Aku sangat sempurna jika dijadikan pelindung." mata Hang Ah mulai berkaca-kaca, Ia merasa sangat berterimakasih.
Hang Ah, "Apakah akan baik-baik saja jika itu hamba?" Jae Kang, "akan baik-baik saja karena itu dirimu."

Pembicaraan Jae Ha dengan ayah Hang Ah berbeda. Jae Ha duduk dengan tegak sedangkan ayah terus mendesah. Akhirnya ayah bertanya apakah Jae Ha menyukai Hang Ah. Jae Ha tergagap kalau merka tadinya terlalu banyak minum.....
Ayah: " Jadi ketika keluarga kerajaan Korea Selatan minum, Ia akan menarik sembarang gadis dan melakukan hal itu?" Ketika ayah bertanya sekali lagi apakah Jae Ha menyukai Hang Ah, Jae Ha tidak bisa menjawabnya. Ayah pun kesal dan langsung berdiri, “Baik,! Aku akan melaporkannya begini: Pangeran Korea Selatan mabuk, menyerah pada naluri kehewanannya dan mengacaukan perdamaian.”

Jae Ha berlutut dan memeluk kaki ayah. Ia memandang ayah Hang Ah dengan pandangan berharap, tapi ia tahu kalau ia kalah. Ia kemudian menundukkan kepalanya.
Tiba-tiba ada spanduk yang memberi selamat atas pertunangan mereka. Kota pun mulai ramai dengan berita-berita, toko-toko menjual kaos Jae Ha dan Hang Ah dan para komentator politik mulai memberikan komentar mereka di stasiun-stasiun televisi.
Ayah Hang Ah menonton siaran berita tersebut. Ada yang berkomentar kalau mereka sangat serasi, di ikuti dengan ramalan seorang shaman yang berkata kalau Hang Ah akan dikelilingi api dan Pangeran yang seharusnya membantu, tapi ia tidak punya kemampuan dan hanya menyiramkan bensin padanya.
Shaman itu seperti mengatakan kalau pernikahan mereka tidak mungkin tapi dengan nada yang menyenangkan. Ayah mengubur kepalanya dalam kedua tangannya, kemudian ia dipanggil karena ini saatnya ia pergi. Jae Ha menyambutnya dan mereka berdua saling membungkuk.

Tapi ayah Hang Ah tiba-tiba berlutut dan bersujud ke arah Jae Ha. Jae Ha kaget dan berusaha menyuruh ayah bangun dan memerintahkan para pengawal keluar dari kamarnya. Ayah memanggilnya, “Yang Mulia.” Dan Jae Ha berkeras kalau ini bukan jaman Joseon lagi dan dengan canggung  berusaha membuat ayah berhenti bersujud.

Ayah berkata dengan emosi seorang ayah calon pengantin wanita, kalau Hang Ah tumbuh dalam lingkungan yang keras dan harus mengurus dirinya dan ayah ketika ibunya meninggal, “Ia segalanya bagiku.” Ayah bangun untuk memberi hormat lagi dan kali ini Jae Ha membiarkannya, mengerti maksud dari tindakannya ini.

Kemudian ayah berjalan keluar dari istana dan Hang Ah menatap dari jendela untuk melihat ayahnya pergi. Ayah hanya melambai padanya dan menyembunyikan hatinya yang terluka.
Hang Ah memandang ponselnya dan melihat sms dari ayahnya, “Apapun yang terjadi, ikuti adat Korea Selatan. Mulai Sekarang, kau adalah orang Korea Selatan.” Hang Ah membacanya dan membisikkan permintaan maaf, tahu bagaimana perasaan ayahnya untuk mengatakan itu, “Maafkan aku ayah. Aku minta maaf.” Ia menangis saat ia melihat ayahnya pulang tanpa dirinya.
Ibu Jae Ha melihat acara TV dengan perasaan tidak suka, dimana seluruh pemain High Kick memberi ucapan selamat pada pasangan kerajaan itu. Ia kemudian bergabung dengan keluarganya untuk makan malam.

Jae Kang menyebutkan kalau nasinya dikirim oleh keluarga Hang Ah di Korea Utara dan tanpa berpikir, ibu berkata kalau ia tidak perlu melakukan itu karena mereka miskin. 

Jae Shin berusaha menghentikannya, tapi Jae Ha menambahkan api, “Apa kalian sudah menerima 100 lemari es yang kami kirim?” (bengawanseoul.com)Dan terus membicarakannya dan berpikir kalau lemari-lemari es itu terlalu bersinar,sampai Jae Kang harus menendang sebanyak berkali-kali.
Hang Ah dan Ibu berusaha untuk saling pengertian.Untung saja, Hang Ah terbiasa dengan cemoohan-cemoohan dari Jae Ha dan menatapnya dengan tajam setiap kali ia melakukannya. Tapi Jae Ha sadar kalau ibu melihatnya dan bertanya dengan nada bergurau apa ibu takut pada Hang Ah, “Jika kau ingin tahu tentangnya, sebenaranya ia bodoh.”

Hang Ah berusaha untuk memuji kecantikan ibu dan kepribadiannya, hanya saja ia berubah mencemooh ketika secara tidak sadar ia menyebutnya “pelit”, karena di Korut, kata yang sama berarti cerah dan ceria. Makan malam pun terhenti dan Jae Ha segera membereskannya dan semua orang tertawa kecuali ibu.
Bahkan para pelayan pun tertawa yang membuat ibu merasa tidak senang. Beberapa saat kemudian, ia memanggil kepala pelayan ke kantornya dan mengeluh karena mereka menertawakan Hang Ah.
Ibu: “Hanya karena ia membuat kesalahan, bukan berarti kita harus tertawa. Berpikirlah kalau ia pasti sangat kesepian disini sendirian. Kita harus bersikap lebih baik padanya.”
Hang Ah memulai pelajaran dasar untuk menjadi orang Korea Selatan. Ada beberapa hal yang lucu ketika ia bingung tentang konsep untuk menyimpan uang di bank daripada di lemari besi. Ia lebih bingung dengan motivasi dibaliknya, “Bunga bank? Apa itu?”

Ibu menyela pelajarannya dan melihat kalau Hang Ah belajar seperti anak SMA dan memujinya. Ibu menyarankan kalau sebaiknya ia tidak banyak bicara ( sebagai pencegahan supaya ia tidak salah memilih kata didepan orang lain) tapi Hang Ah menginterpretasikan sebagai permintaan agar ia selalu diam setiap saat.
Ibu menjadi kesal ketika Hang Ah bertindak defensif, Hang Ah tidak tahu apa yang benar dan salah jadi ia bertanya kapan ia harus diam dan kapan tidak. Hang Ah kebingungan karena ia disuruh diam sedangkan ibu berpikir kalau ia sok tahu. Ibu menjadi tidak sabar dan pergi meninggalkannya.
Jae Shin pergi minum dengan beberapa temannya, yang mulai memesan minuman untuk ronde berikutnya, tapi membatalkannya ketika melihat Shi Kyung memandangnya dengan tajam dari meja sebelahnya. Jae Shin mendesah dan keluar dan kemudian mengumumkan kalau mereka akan berlomba dalam hitungan tiga.
Jae Shin berlari pada hitungan dua dan Shi Kyung langsung mengejarnya, mengalahkannya ketika sampai di puncak bukit untuk melihat pemandangan kota. Ia menaiki pagar untuk melihat bintang jatuh dan membuat Shi Kyung duduk bersamanya dan menyuruhnya untuk membuat permintaan karena sudah melihat bintang jatuh.

Shi Kyung menjelaskan kalau ia tidak punya permintaan, Jae Shin menjadi kesal karena Shi Kyung merusak suasana. (bengawanseoul.com)Mereka akhirnya menutup mata dan menggenggam tangan mereka. Shi Kyung diam-diam melirik Jae Shin.
Jae Shin bertanya apa yang ia harapkan, “Perdamaian dunia?”. Shi Kyung membenarkan. Jae Shin terkejut, “ Benarkah? Benarkah? Itu yang kau inginkan?” Jae Shin terus menertawainya. Tapi Shi Kyung tidak berpikir kalau ini lucu dan bertanya apa yang ia inginkan. Jae Shin berharap album rahasia berikutnya bisa berjalan dengan baik.
Shi Kyung mengerti karena Jae Shin adalah seorang penyanyi, tapi ia adalah tentara, jadi apa salahnya jika ia berharap tentang keselamatan negaranya.
Ia menambahkan kalau Jae Shin berpikir orang seperti dirinya bodoh, naif dan menggelikan, “Ya, tentara yang berpikiran sederhana dan dengan polos melindungi negaranya. Itu sebabnya kau bisa minum dengan temanmu dan menyanyi di klub. Itu karena kami! Jadi kenapa kau menertawakan kami?”

Jae Shin merasa menyesal, lebih buruk lagi ketika melihat mata  Shi Kyung mulai penuh dengan airmata. Ia pun mengusulkan untuk bernyanyi untuknya.
Jae Shin menyanyikan lagu tentang cinta pertama dan Shi Kyung terlihat mulai jatuh cinta padanya.
Eun Kyu Tae bertemu dengan seseorang yang biasa menyumbang untuk keluarga kerajaan dan ia membandingkan kebudayaan Korea dengan The Beatles. Intinya, pria itu ingin tahu dimana Raja sedang berlibur dan Sekretaris Eun menolak untuk menjawab.

Tapi ketika ia kembali ke istana, Ia menemukan hadiah dari pria itu di mejanya, sebuah album asli Quarrymen (sebelum beatles terbentuk) dan melalui telpon ia menerima hadiah itu dan mengusulkan, jika ia sedang mencari tempat untuk berlibur, sebaiknya ia mencoba Anmyundo.
Setelah mendengar berita itu, Bong Gu mulai merencanakan pembunuhan Raja di Anmyundo.

Sekretaris Eun memimpin para penjaga untuk memeriksa daerah gunung dan vila sebelum Raja dan Ratu dibiarkan sendiri untuk liburan mereka.  Shi Kyung memimpin rotasi penjaga dibawah dan ia menghormat saat ayahnya lewat. Ayahnya pergi dengan senyuman.
Sedangkan para staff Istana sedang gempar karena ada rumor karena seseorang membocorkan kesalahan Hang Ah yang baru terjadi di internet antar kantor. Ibu harus memanggilnya untuk memperingatkannya supaya lebih berhati-hati.

Ibu berkata kalau ia adalah orang biasa ketika menikah dengan keluarga kerajaan dan pada dasarnya, ia harus bersikap merendah, “Tapi kau dari Utara, jadi apa kau seharusnya bisa lebih merendah lagi?”
Hang Ah bertanya, “Apakah menjadi orang Korea Utara lebih buruk daripada rakyat biasa?” Ia manambahkan kalau ia tahu kalau ia tahu kalau orang Korsel tidak memandang orang Korut dengan senang, tapi ia masih mewakili Korea Utara. Ibu bertanya apa ia benar-benar berencana jadi keduanya dan berpikir kalau itu tidak mungkin.
Jae Ha menyela, ia tahu ketegangan antara mereka, tapi Ibu menyuruh Hang Ah pergi dan berkata kalau itu bukan masalah besar. (bengawanseoul.com)Ia memperingatkan Jae Ha untuk tidak bertanya pada Hang Ah juga, “ Ia sedang mengalami masa yang benar-benar sulit. Apa kau mengerti?”
Jae Ha mencoba untuk menemui Hang Ah, tapi Kepala Staff Hang Ah berkata kalau ia sedang menerima pelajaran dan akan bebas dua jam lagi. Jae Ha tersenyum, “Apa kau tak tahu kalau kemarahanku tanpa batas?” Tapi Kepala Staff itu hanya membungkuk, “Ya, saya tahu.” Jae Ha gagal menakut-nakutinya.
Jae Shin menelpon Jae Ha dan mengusulkan perjalanan untuk mengagetkan Jae Kang, ketika ia sedang berlibur. Jae Ha bertanya kenapa mereka harus mengganggu Jae Kang ketika Ia dan istrinya sedang berusaha untuk mendapatkan anak?
Jae Shin berkata kalau ia tidak akan naik ke tempat tidur mereka, ia hanya ingin makan malam bersama mereka. Ia kemudian menyuruh Jae Ha membawa Hang Ah dan Jae Ha mengeluh kalau ia bahkan tidak bisa melihat Hang Ah, apalagi membawanya pergi dan menghabiskan waktu dengannya.

Tapi Jae Shin tidak mau tahu dan menelpon Shi Kyung dan berpura-pura dalam masalah, sayangnya Shi kyung tidak percaya. Akhirnya ia mengundangnya dan berkata kalau ia akan menelpon pada pukul 7. Disaat yang sama, tim pembunuh Bong Gu mulai tiba di gunung dan menyelinap dengan berjalan kaki.
Para pembunuh itu mengamati Raja dan Ratu yang sedang berjalan-jalan di pantai dan memasang perangkap mereka dalam perapian.

Jae Shin tiba divila itu tepat saat mereka sedang memasang perangkap dan ia pun dijadikan tawanan.
Raja dan Ratu tiba di vila dan menemukan sekantung penuh belanjaan. 
Jae Kang melihat sebotol anggur dan menduga kalau Jae Shin yang datang, tapi ia tidak ada dimanapun. Ia hanya tertawa, menyimpulkan kalau Jae Shin hanya mengirimkan belanjaan itu dan pergi.
Shi Kyung menunggu di kantor jaga di bagian bawah dan tersadar kalau ini sudah lewat jam tujuh dan Jae Shin belum menelpon.

Hang Ah akhirnya tiba dikamarnya, memakai baju  pernikahan tradisional. Jae Ha ada dikamarnya sedang menunggu dan ia bertanya apa yang terjadi antara dirinya dengan ibu saat Hang Ah terduduk di tempat tidur karena kecapekan.
Ia mencoba menjelaskan apa yang terjadi, tapi Jae Ha berkeras kalau ibunya tidak akan menyakiti seekor lalatpun, jadi Hang Ah pasti melakukan sesuatu.
Ia membuat segalanya menjadi buruk dengan menuduh Hang Ah bertindak sombong dan defensif pada ibu, “Kalian tidak hidup dengan baik! Kau miskin! Jadi apa untungnya punya kebanggaan?” Hang Ah langsung memandangnya seperti ia menembaknya sekali lagi dan kali ini Jae Ha tahu kalau ia salah.

Ia mulai tergagap kalau ia minta maaf, tapi Hang Ah memotong perkataannya, “Paling tidak kami punya harga diri. Karena kami hidup dengan miskin.” (bengawanseoul.com)Jae Ha tahu kalau ia salah, jadi ia mencoba untuk minta maaf, bahkan dengan manis meletakkan tangannya di pangkuan Hang Ah, tapi Hang Ah terlalu marah dan menarik tangannya.
Itu cukup membuat Jae Ha marah dan segera keluar dari kamar Hang Ah kemudian membanting pintu. Tapi ia kemudian berbalik

Tapi ia tidak mampu untuk membuka pintu. Ia mendesah bertanya-tanya dengan suara keras kenapa ia begitu bodoh.
Didalam kamarnya, Hang Ah menelpon ayah dan menjerit kalau ia tidak bisa lagi. Semua yang mereka pikirkan adalah uang, uang,uang dan ia ingin ayahnya mengirim mobil sekarang untuk membawanya pulang.
Dan kemudian terdengar operator berkata kalau nomor yang ditujunya tidak ada. Ternyata ia tidak tersambung dengan ayahnya dan tidak bisa berbicara pada seorangpun.

Dan kemudian, Jae Kang menelponnya, hanya untuk mengeceknya. Hang Ah membungkuk dan mencengkeram ponselnya ketika berbicara dengannya, bertanya kapan ia akan kembali. Jae kang bertanya apakah Jae Ha memperlakukannya dengan baik sekarang dan Hang Ah berbohong dengan gigi terkatup kalau ia melakukannya.

Beberapa saat kemudian, ia menelpon Jae Ha yang memakai tuksedo. Ia pun menggodanya, “Jae Ha, aku benar-benar menyukaimu.” Jae Ha: “Apa kau habis minum?” Jae Kang terkikik.
Jae Ha berkata kalau ia tidak tahu apa yang ia bicarakan karena dibawah ada perang dan Jae Kang memberitahunya kalau itu hanya pertengkaran sepasang kekasih. Jae Ha: “ Pasti menyenangkan bagimu. Bagaimana kau bisa melihat semuanya dari kacamata yang berwarna?”
Jae Kang: “ Cobalah untuk memberikan sedikit keleluasaan dan hati yang terbuka. Surga akan terbuka. Untuk segala sesuatu didunia.”
Jae Ha mendesah, berteriak di telpon kalau itu adalah pertanyaan retoris. Jae Kang mengsmsnya, “Kekeke.”

Tapi setelah itu, Jae Kang memandang ponselnya dengan penuh kasih sayang, “Tidak ada jawaban.” Ia berbaring di pangkuan istrinya, mendesah kalau ia sudah berbuat sebegitu jauh, karena rasanya baru kemarin ia  melihat tembok Berlin runtuh bersama ayahnya.
Ia kemudian bertanya apakah ia sudah melakukan pekerjaan dengan baik dan istrinya tertawa dan bertanya-tanya bagaimana jika rakyat mereka tahu, kalau Rajanya begitu manis. (bengawanseoul.com)Jae Kang berkata kalau itu tidak mungkin karena ini adalah rahasia kecil mereka. Ia kemudian berkata dalam beberapa bulan lagi , Jae Ha akan bertunangan dan WOC akan dilaksanakan. Ia bertanya-tanya apakah ingin menjadi 3 besar itu impian yang terlalu besar?
Jae Kang: “ Hanya melihat tentara Korut dan Korsel berjuang saling berdampingan, itu membuatku benar-benar senang.”

Istrinya berkata kalau semuanya akan baik-baik saja, tapi bagaimana dengan rencana pembuatan bayi? Jae Kang berjanji ketika ia bisa membuat Jae Ha bertunangan dan WOC selesai, ia akan hidup lebih sederhana dan mereka akan berlibur seperti ini sepanjang waktu dan mereka akan punya anak.
Istri Jae Kang berkata kalau ia ingin seorang putra seperti Song Joong Ki, tapi Jae Kang berkata kalau ia ingin punya anak perempuan dulu dan mereka membayangkan melakukan acara keluarga dengan keluarga Jae Ha. (bengawanseoul.com)Ia terkekeh, “Anak-anak mereka akan menang dari anak kita, karena mereka berdua sama-sama  berkeinginan kuat.”

Mereka mengantuk dan semakin mengantuk yang mereka simpulkan akibat kebanyakan minum anggur, tapi perapian bersuara dengan menyenangkan. Saat mereka kehilangan kesadaran, gelas ditangan Jae Kang jatuh ke lantai.

Jae Shin dan mobilnya dibawa ke atas tebing, dimana para pembunuh mempersiapkan pembunuhan dengan kedok kecelakaan mobil. Jae Shin diperintahkan untuk masuk ke dalam mobil, tapi ia mendongak dengan menantang, “Bagaimana kalau terjatuh sampai mati saja?” Ia pun berlari dan melompat dari tebing tanpa rasa takut.
Ia terjatuh di pasir di bawah tebing dengan keras.

Shi Kyung yang pertama kali menemukannya dalam perjalanannya ke vila. Ia pun menangis dan berteriak kemudian berlari lagi.
Dinas rahasia mengetuk rumah untuk memberitahu Raja tentang putri, hanya saja tidak ada jawaban. Ketika mereka masuk, mereka melihat Raja dan Ratu terbaring di sofa dan saling berpelukan.

Jae Ha tiba di pestanya dan berdiri untuk memberi pidato. Ia tersenyum pada kamera. Tapi Eun Kyu Tae tiba  dengan pasukan kecil bersamanya. Ia mengumumkan kalau Raja sudah meninggal.

Jae Ha tidak mengerti apa yang dikatakannya sampai Sekretaris Eun berlutut, “Paduka Yang Mulia!” Seluruh ruangan mengikuti.
Di dalam mobil, Sekretaris Eun menceritakan situasinya dan membaca daftar yang harus dikerjakannya, operasi Jae Shin, pertemuan dengan para pemimpin dunia dan ia juga harus menenangkan publik. Jae Ha hanya memandang seperti zombie. Ia akhirnya berteriak, “Hentikan mobil!”

Seluruh rombongan berhenti di sebuah jembatan dan Jae Ha keluar. Tangannya gemetar ketika ia  mencengkeram pagar dan hanya berdiri disana. Airmatanya terjatuh, tapi ia berusaha menahannya dengan sisa kekuatannya.
Sekretaris Eun menunggu dan mengabaikan telpon dari komunitas M

Setelah beberapa saat, Jae Ha berbalik, terlihat berbeda dari sebelumnya. Ia megulang hal-hal yang tadi dibacakan oleh Sekretaris Eun, kali ini ia harus menetapkan prioritasnya.
Ibu menunggu di rumahsakit dan mendapat berita kalau operasi Jae Shin berhasil, tapi kakinya akan cacat. Ibu hanya berkata kalau ia mengerti dan menunggu. Tapi ia terkejut ketika melihat rombongan Raja datang mendekatinya.
Jae Ha berjalan melewati lorong dan berhenti sebelum masuk ke kamar. Ia menyiapkan dirinya terlebih dahulu, kemudian masuk.
Ibu berteriak padanya karena datang kemari, ia harus bertindak sebagai Raja dan ada hal-hal penting lainnya yang harus dilakukannya. Pintu dibelakang mereka ditutup dan akhirnya ibu langsung menggenggam tangannya.
Jae Ha menahannya dan ibu memanggilnya dengan sebutan formal, Yang mulia. Ia menyuruhnya untuk menyatukan dirinya, “ Jika kita hancur, semuanya hancur. Kita berdua harus bisa melewati ini.” Ibu memberitahunya kalau ia akan mengurus semua yang ada didalam istana dan Jae Ha mengurus semua yang ada diluar istana.
Ibu: “Dengan begitu, keluarga kerajaan kita….Jae Kang…” Ia menahan dirinya, seperti ia tidak boleh menyebut namanya. Tapi sekarang ia gemetar dan menangis, “Jadi ia akan bersinar…Kumohon….kumohon….” Dan ibu memeluk Jae Ha dengan erat.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar